GAGAL PAHAM PADA EDMODO !
Penetrasi yang kuat brainly.co.id di Indonesia jujur buat saya
bingung. Secara logika, modal momen menguatnya media sosial harusnya menguatkan
edmodo untuk masyarakat pendidikan Indonesia. Bahkan tanpa takut, brainly.co.id
tidak gentar dengan pertumbuhan twitter dan instagram di Indonesia di
lingkungan pendidikan.
Aneh.
Fakta di atas, menciptakan tanda tanya besar. Apakah guru
dan murdi sudah cukup dengan facebook dan twitter, khususnya dalam proses pembelajaran?
Dengan kata lain, walaupun dengan konsekuensi tergangu dengan komunikasi mereka non-pendidikan.
Tidak ada pilihan lain, rasa penasaran ini harus saya
tuntaskan. Saya ingin bedah kelemahan edmodo, sampai-sampai guru dan murid Indonesia
masih lebih memilih media sosial besar (facebook, twitter, dan sejenisnya). Mencueki edmodo.
1. Ternyata penggunaan bahasa Indonesia belum ada. Jelas Edmodo
menjadi jarang mendapat lirikan. Kalaupun guru bisa berbahasa Inggris bagaimana
dengan siswanya. Bahasa Indonesia penting dalam komunikasi, terlebih dalam lingkungan
pendidikan.
Omong kosong soal MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) masyarakat
pendidikan Indonesia akan menjadi familiar dengan bahasa Inggris. Faktanya beda dan edmodo gagal paham soal ini.
2. Setelah mencoba
masuk di dalamnya. Ternyata Edmodo tidak terintegrasi dengan media sosial lain
yang banyak diminati guru dan murid Indonesia. Ini sangat fatal, sifat fanatik
ala masyarakat Indonesia yang sudah ada dari masa ke masa pun tidak dipahami
Edmodo.
Edmodo, sepertinya belum terlalu minat masuk pasar pendidikan
Indonesia. Tak apalah, padahal secara konsep ini sangat bagus.
Kita hanya bisa menunggu, apa yang akan dilakukan Edmodo
untuk Pendidikan Indonesia. Berpola seperti brainlykah atau mundur dari
Indonesia.
0 comments